Menelaah Isi dan Keotentikan Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci utama umat Islam yang berfungsi sebagai sumber ajaran pertama dan paling otentik. Al-Qur'an diturunkan secara berangsur selama 23 tahun melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadi petunjuk hidup bagi manusia agar mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Kandungan pokok Al-Qur'an mencakup empat aspek penting, yaitu:
- Akidah, yaitu keyakinan tauhid yang wajib diimbangi dengan amal saleh.
- Akhlak, di mana Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyempurnakan budi pekerti dan menjadi suri teladan utama.
- Hukum yang mencakup ibadah dan muamalah.
- Kisah-Kisah umat terdahulu sebagai pelajaran.
Fungsi utama Al-Qur'an di antaranya adalah sebagai Petunjuk (Hudan), seperti disebutkan:
شَهْرُ رَمَضَانَ الََِّّ ْ ~ي اُنزِلَ فِيْهِ الْقُرْهانُ هُدًى لِيلنَّاسِ وَبَيِينهتٍ يِمنَ الْهُ هدى وَالْفُرْقَانِ
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)." (Q.S. Al-Baqarah: 185).
Al-Qur'an juga berfungsi sebagai Penyempurna Kitab Terdahulu, mengoreksi penyimpangan seperti keyakinan trinitas:
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَۗ وَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْۗ اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ
"Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah itulah Al-Masih putra Maryam,' padahal Al-Masih (sendiri) berkata, 'Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.' Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu." (Q.S. Al-Ma'idah: 72).
Al-Qur'an juga disebut dengan Syifa' (Obat) dan mau'idhah (Nasehat) yang memberikan peringatan, seperti nasehat Luqman:
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, 'Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'" (Q.S. Luqman: 13).
Keotentikan Al-Qur'an terjaga secara historis melalui proses hafalan dan pembukuan pada masa khulafaur rasyidin, serta melalui keunikannya yang mencakup keindahan bahasa dan kemukjizatan ilmiah (scientific miracle). Isyarat ilmiah ini selaras dengan ilmu pengetahuan modern, seperti penemuan tentang perkawinan pada tumbuhan yang telah disinggung dalam Al-Qur'an:
وَاَرْسَلْنَا الرِّيٰحَ لَوَاقِحَ فَاَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَاَسْقَيْنٰكُمُوْهُۚ وَمَآ اَنْتُمْ لَهٗ بِخٰزِنِيْنَ
"Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuhan- tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya." (Q.S. Al-Hijr: 22).
Sebagai penutup, Al-Qur'an terbukti merupakan kitab suci yang otentik, unik, dan sempurna, menjadikannya pedoman hidup yang relevan sepanjang masa.
Penulis: Nur Salsabila M arita Safarna Fillah
Editor: Nurul Intan Zanubah
Komentar